Kuis Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan: Polusi Udara di Lampung
Di Lampung sendiri khususnya untuk ibukota Bandar Lampung perusahaan teknologi kualitas udara yang berbasis di Swiss, IQAir, merilis 10 besar peringkat udara di Tanah Air melalui situs IQAir.com. Lembaga yang memantau kualitas udara di dunia secara real time itu, menempatkan Bandar Lampung pada peringkat 4 kualitas udara tidak sehat dengan AQI US 157 dibawah Cileungsir, Jawa Barat, sebagai peringkat pertama dengan polusi AQI US 172. Diperingkat kedua, ada Pasar Kemis, Jawa Barat, dengan AQI US 169. Sementara peringkat ketiga Kabupaten Serang Banten dengan AQI US polusinya 160.
Menurut Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandar Lampung, Veni Devialesti menilai banyaknya warga yang masih bakar sampah sembarangan bisa menjadi penyebab dan dibutuhkan lebih banyak penghijauan lagi. Sementara menurut Direktur Walhi Lampung, Irfan Tri Musri menjelaskan, indeks pencemaran kualitas udara itu dipengaruhi oleh PM.25 yang disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya, emisi dari pembangkit listrik terutama PLTU, lalu publik dan juga emisi kendaraan bermotor yang ada. Hal ini sangat berbahaya bagi warga Bandar Lampung karena dapat memicu terjadinya gangguan pernapasan, seperti asma, ISPA, dan kanker paru-paru. Selain itu, pencemaran udara juga bisa berakhir pada berkurangnya kadar oksigen di dalam tubuh manusia.
Sementara itu, sejumlah warga di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung mengeluh dengan adanya limbah batu bara yang mencemari permukiman. Limbah itu berasal aktivitas PT Hasta Dwiyustama. Polusi asap tersebut sangat terlihat ketika musim kemarau bahkan pada malam hari, sampai menempel di dinding hingga membuat jemuran warga kotor oleh debu hitam hasil pembakaran batu bara. Saat musim hujan limbah batu bara yang berwarna hitam pekat mengalir sampai ke permukiman dan membuat kotor pekarangan. Sedangkan polusi dari pembakaran batu bara sendiri merupakan salah satu kontributor terbesar polusi yang menyebabkan peningkatan risiko kanker paru-paru, stroke, penyakit jantung, dan penyakit pernapasan.
Solusi dari Permasalahan Polusi Udara di Bandar Lampung
Mengurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor.
Transportasi di jalanan merupakan penghasil oksida nitrogen terbesar. Nitrogen oksida merupakan polutan udara yang memiliki efek buruk terhadap paru-paru. Dengan berjalan atau naik sepeda tidak susah malah memberi banyak manfaat. Anda juga bisa mencari jalan pintas yang sempit dan hidup lebih sehat. Tak hanya itu bisa juga dengan memanfaatkan angkutan umum konvensional
Menanam Pohon.
Menanam pohon di sekitar rumah merupakan langkah kecil yang dapat mengurangi polusi udara secara signifikan. Berdasarkan penemuan para peneliti dari University of Southampton, pohon menyerap 850-2.000 ton partikel berbahaya dari udara perkotaan setiap tahunnya.
Makan Produk Lokal dan Organik.
Industri Konvensional merupakan penghasil amonia, nitro oksida serta dapat memancarkan metana konsentrasi tinggi dan gas rumah kaca yang kuat. Sebuah fakta dari penelitian, menyatakan bahwa jika polutan ini menyatu, maka akan membentuk partikel halus yang mudah merusak sistem pernapasan kita.
Solusi-solusi tersebut akan memperbaiki kualitas udara yang ada apabila muncul kesadaran oleh warga dan juga pemerintah untuk lebih memperhatikan kualitas udara yang ada dan lebih peduli dengan lingkungan.
Baca selengkapnya di artikel "Polusi Udara: Penyebab, Dampak, dan Bagaimana Penanganannya?", https://tirto.id/gbtLPolusi udara adalah pencemaran pada udara dengan hadirnya berbagai bahan pencemar di luar ambang batas. Sebuah jurnal yang ditebitkan LAPAN menyebutkan, beberapa bahan pencemar tersebut memiliki unsur kimia CO, NO, SO, SPM (suspended particulate matter, O dan berbagai logam berat seperti timbal. Secara global, penyumbang pencemaran udara berasal dari sektor transportasi.
Baca selengkapnya di artikel "Polusi Udara: Penyebab, Dampak, dan Bagaimana Penanganannya?", https://tirto.id/gbtL
Baca selengkapnya di artikel "Polusi Udara: Penyebab, Dampak, dan Bagaimana Penanganannya?", https://tirto.id/gbtL
Komentar
Posting Komentar